Archive for Oktober, 2013


REAKSI ALERGI

 

DEFINISI

KP: reaksi  Alergi: Menggambarkan  individu yang menggalami  atau berisiko tinggi menggalami hiperventivitas dan pelepasan mediator untuk subtansi khusus (antigen).

Intervensi umum

Kaji engan saksama adanya riwayat respon alergi (mis,,,ruam , sulit bernafas).

(mengidentifikasi klien berisiko_tinggi memungkinkan dilakukannya tindakannya tindakan kewaspadaan untuk mencegah anafilaksis).

Billa klien mempunyyai  riwayat reaksi alergi, konsultasikan dengan dokter atau perawat pakar untuk melakukan uji kulit bila di indikasikan.

(uji kulit dapat memastikan hipersentifitas).

Pantau tanda dan gejala reaksi alergi lokal: 

            Bentol, kemerahan (karena pelepasan histamin)

            Gatal

            Edema nontaumatik (perioral , periobital)

(manifestasi awal ini dapat menunjukan di mulainya kntinum reaksi lokal hinga reaksi sistemamik sampai syok anafilaktik).

Saat tanda awal hipersentifitas muncul , konsultasikan dengan dokter atau perawat pakar untuk memberikan intervensi farmakologis, seperti an antihistamin.

(Antihistamin umumnya di gunakan untuk mengatasi reaksi lokal ringan dengan menghambat pelepasan histamin).

Pantau tanda dan gejala reaksi alergi sistemik dan anafilaksis:

            Berkunang-kunang, ruam kulit, dan hipotesi ringan (akibat vasodilatasi akibat histamin)

Rasa ketat pada tenggorok atau palatum, mengi, serak, disnuea, dan sesak pada dada (karena kontraksi otot polos akibat pelepasan prostagladin)

Nadi yang meningkat dan tidak teratur serta penurunan tekanan tekanan darah (karena pelepasan leukotrien yang mengontriksi jalan nafas dan pembuluh darah koroner)

Penurunan tingkat kesadaran, distres pernafasan, dan syok ( akibat hopotensi berat, insufiensi pernafasan, dan hipoksia jaringan)

(dalam hitungan menit, reaksi diatas dapat  berkembang menjadi hipotensi berat, penurunan tingkat kesadaran, dan distres pernafasan, dan dapat menyebabkan kematian dengan cepat).

Segera mulai protokol kedauratan untuk mengatasi anafilaksis dan/atau segera hubungi dokter atau perawat spesialis

            Mulai jalur IV

            (Untuk pemberian obat secara cepat

            Berikan efineprin IV atau melalui endotrakea.

(Untuk menghasilkan vasokontraksi perifer, yang meningkatkan tekanan darah dan  bertindak sebagai agonis β Untuk meningkatkan relaksasi otot polos bronkus, dan untuk meningkatkan aktifitas jantung inotropik ).

Berikan oksigen, buat jalan nafas paten bila diindikasikan. Sediakan suction. Tindakan intobasi orofaring mungkin diperlukan

(Edema laring menganggu pernafasan).

Berikan indikasi lain, sesuai program, yang dapat mencakup:

Kortikosteroid (Untuk menghambat enzim dan respons SDP untuk menggurangi bronkokostriksi).

Aminofilin  (Untuk menghasilkan bronkodilatasi).

Vasopresin (Untuk mengatasi hipotensi berat).

Difenhidramin (Untuk mencegah reaksi antigen-antibodi lanjut).

Evaluasi respon klien terhadap terapi secara sering:

            Tanda-tanda vital

            Tingkat kesadaran

            Bunyi paru, aliran puncak

            Fungsi jantung

            Asupan dan haluaran

Nilai AGD

(Pemantauan yang cermat penting untuk mendeteksi komplikasi komplikasi syok dan mengedentifikasi kebutuhan terhadap intervensi tambahan).

Setelah pemuihan, diskusikan bersama klien dan keluarga tentang tindakan preventif untuk anafilaksis dan perlunya membawa set anafilaksis, yang berisi epineprin injeksi dan anti histamin oral untuk penanggulangan reaksi alergi secara mendiri.

Pada tahun 1919 di Surakarta berdiri Yayasan Java Instituut  yang bergerak dibidang kebuayaan Jawa, Madura, Bali dan Lombok. Yayasan ini dipimpin oleh Prof. Dr.D.A. Husein Jayadiningrat dibantu oleh Koperberg (sekretaris), Ir. Karsten (perencana bangunan museum), Stutterheim (arkeolog), P.H.W. Sitson dan K.P. Bosch (ahli museum dan penasehat museum pemerintah). Dalam kongres yang dilaksanakan pada tahun 1924, Java Instituut  memutuskan akan mendirikan sebuah museum di Yogyakarta. Realisasi berikutnya dari keputusan  kongres Java Instituut, adalah pembentukan sebuah panitia kecil pada thun 1931 dengan tugas mempersiapkan berdirinya sebuah museum. Panitia dipimpin Ir. Th. Karsten, P.H.W. Sitsen, dan S. Koperberg. Pada Tahun 1934 panitia kecil diberi wewenang untuk menentukan lokasi serta corak arsitektur bangunan museum. Tanah dan bangunan Schouten hadiah dari Sri Sultan Hamengku Buwono VIII dimanfaatkan utnuk mendirikan museum ini. Kemudian dibangunlah pendapa dengan sengkalan “Buta Ngrasa Esthining Lata” yang artinya tahun 1865 Jawa atau tahun 1934 M. Peresmian pembukaan Museum Sonobudoyo ini dilakukan oleh Sri Sultan Hamengku Buwono VIII pada hari Rabu Wage, 9 Ruwan 1866 Jawa dengan ditandai candrasengkala ” kayu Winayang ing Brahmana Budha” yang berarti tahun 1866 Jawa atau tanggal 6 Novemver 1935 Masehi.

Struktur resiko tingkat bunga biasanya disebut dengan yield spread, yang di artikan sebagai hubungan antara yield obligasi dengan karateristik tertentu yang dimiliki obligasi,seperti kualitas, callability, kupon dan mudah tidaknya obligasi diperjualbelikan (marketability). Besarnya yield spread dipergunakan faktor-faktor berikut ini:

 

  1. Perbedaan kualitas. Untuk mengetahui kuaitas obligasi, kita bisa melihat peringkat kualitas obligasi yang disusun berdasarkan besarnya resiko kegagalan pembayaran (risk of default). Besarnya resiko kegagalan sangat tergantung pada kinerja emiten yang menerbitkan obligasi tersebut dalam pembayaran bunga dan pelunasan pinjaman pokok. Salah satu standar peringkat obligasi yang paling banyak digunakan adalah peringkat menurut Standar & Poor (S&P).

 

  1. Perbedaan dalam bentuk call provision. Obligasi yang callable akan memberikan YTM yang lebih tinggi dari obligasi noncallable. Pada obligasi callable emiten dapat melunasi obligasi tersebut sebeum jatuh tempo, dan ini umumnya dilakukan pada saat tingkat suku bunga turun.

 

  1. Perbedaan tingkat kupon yang memberikan. Obligasi yang memberikan kupon yang reltif lebih kecil akan cenderung meberikan return berbentuk capital gain yang lebih besar.

 

Perbedaan kemudahan diperdagangkan. Ada beberapa obligasi yang dianggap lebih mudah diperdagangkan dibandingkan dengan obligasi lain sehingga obligasi tersebut mempunyai likuiditas yang relatif lebih baik. Obligasi yang likuiditasnya lebih baik akan menawarkan YTM yang lebih rendah

Dalam pengelolaan portofolio obligasi ada tiga pendekatan, yaitu pasif, aktif, dan kombinasi dari kedua pendekatan tersebut atau strategi imunisasi.

  • Strategi Pengelolaan Aktif

Strategi pasif didasari pemikiran bahwa pasar dalam kondisi yang efisien, sehingga harga-harga sekuritas di pasar sudah di tentukan secara tepat sesuai dengan nilai intrinsiknya. Investror yang menganut strategi pasif tidak secara aktif mencari kemungkinan-kemungkinan strategi perdagangan tertentu yang bisa menghasilakan return abnormal.

Retun dan resiko yang menghasilakan oleh stratergi pasif relatif lebih kecil di bandingkan dengan strategi aktif. Strategi yang termasuk pendekatan pasif dalam pengelolaan portofolio obligasi adalah strategi beli  dan simpan dan strategi mengikuti indeks (indescing) pasar.

 

Beli dan Simpan.  Investor yang mengikuti strategi beli dan simpan, berarti ia berniat untuk tidak aktif melakukan perdagangan

 

Mengikuti Indeks Pasar. Salah satu alternatif strategi pasif, selain strategi beli dan simpan adalah strategi mereplikasi kinerja pasar. Untuk membentuk portofolio yang sesuai dengan kinerja pasar, tentu saja akan memerlukan dana, keahlian, dan akses informasi yang lebih banyak, karena portofolio tersebut terdiri dari obligasi-obligasi pilihan yang jumlahnya relatif besar. Tetapi investor individual dengan keterbatasan yang dimilikinya dapat juga melakukan strategi dengan cara membeli sekuritas reksadana.

 

 

 

  • Strategi Imunisasi

 

Strategi Imunisasi adalah strategi yang berusaha untuk melindungi portofolio terhadap resiko tingkat bunga dengan cara saling meniadakan pengaruh dua komponen resiko tingkat bunga, yaitu resiko harga dan resiko reinvestasi. Resiko harga merupakan resiko yang berasal dari hubungan yang terbali antara harga obligasi dengan tingkat bunga.

Investasi obligasi dapat diimunisasi dengan cara menyamakan durasi obligasi dengan horizon investasi. Horizon investasi adalah lamanya waktu yang diinginkan investor untuk tetap mempertahankan investasi obligasinya. Dengan demikian, investor yang membeli obligasi harus melakukan investasi kembali pendapatan bunganya pada tingkat bunga pasar dan kemudian menjual obligasi tersebut pada akhir horizon investasi yang diinginkan. Ada beberapa variasi strategi imunisasi, antara lain strategi durasi dan strategi maturitas. Perbedaan kedua strategi tersebut terletak pada waktu maturitasnya.

Strategi maturitas akan berusaha menyamakan waktu maturitas dengan horizon investasi. Sedangakan strategi durasi tidak memperhatikan waktu maturitas tetapi hanya akan berusaha menyamakan durasi dengan horizon investasi.

Strategi imunisasi merupakan strategi kombinasi antara strategi pasif dan aktif karena untuk mencapai tujuan dari strategi imunisasi invertor harus selalu melakukan penyesuaian agar durasi obligasi selalu sama dengan horizon investasi.

 

  • Strategi Pengelolaan Pasif

 

Ada beberapa investo yang masih berkeinginan untuk mendapatkan kesempatan mendapatkan kesempatan mendapatkan return yang lebih besar dengan pengelolaan aktif obligasi, baik itu dengan cara mengestimasi perubahan tingkat bunga maupun dengan mengidentifikasi berbagai obligasi yang harganya tidak sesuai dengan nilai intrinsik yang sebenarnya.

Oleh karena itu perbedaan antara strategi pasif dan aktif dapat dilihat dari data yang diperlukan. Jika pada strategi pasif, data yang diperlukan sudah diketahui pada saat melakukan analisis tetapi pada strategi aktif, data yang diperlukan belum diketahui dengan pasti karena sifatnya masih estimasi.

Mengestimasi Perubahan Tingkat Bunga. Perubahan tingkat bunga akan mempengaruhi harga obligasi dengan arah yang tebalik, artinya jika tingkat bunga mengalami kenaikan maka harga obligasi akan mengalami penurunan.

 

Mengidentifikasi Adanya Kesalahan Harga Pada Suatu Obligasi. Manajer portofolio obligasi berusaha menyesuaikan perubahan lingkungan yang terjadi dengan melaksanakan apa yang disebut dengan bond swap, yaitu suatu strategi pengelolaan aktif yang berusaha untuk meningkatkan tingkat return portofolio obligasi dengan cara mengidentifikasi adanya kesalahan penetapan harga pada suatu obligasi di pasar.

Oleh karena perkembangan pasar modal yang sedemikian pesat makan banyak teknik pengelolaan portofolio obligasi aktif baru juga bermunculan seperti misalnya interest rate swaps, yaitu sebuah kontrak antara dua pihak untuk saling mempertemukan aliran kas dua sekuritas yang berbeda.

tut-wuri-handayaniWawasan nasional Indonesia merupakan wawasan yang dikembangkan berdasarkan teori wawasan nasioanal secara universal. Wawasan tersebut dibentuk dan dijiwai oleh paham kekuasaan bangsa Indonesia dan geopolitik Indonesia.

1.   Paham kekuasaan bangsa Indonesia

Bangsa Indonesia yang berfalsafah dan berideologi pancasila menganut paham tentang perang dan damai: “Bangsa Indonesia cinta damai, akan tetapi lebih cinta kemerdekaan”. Wawasan nasional bangsa Indonesia tidak mengembangkan ajaran tentang kekuasaan dan adu kekuatan, karena hal tersebut mengandung benih – benih persengketaan dan ekspansionisme. Ajaran wawasan nasional bangsa Indonesia menyatakan bahwa: ideologi digunakan sebagai landasan idiil dalam menentukan politik  nasional, dihadapkan pada kondisi dan konstelasi geografi Indonesia sengan segala aspek kehidupan nasionalnya. Tujuannya adalah agar bangsa Indonesia dapat menjamin kepentingan bangsa dan negaranya di tengah – tengah perkembangan dunia.

2.   Geopolitik Indonesia

Pemahaman tentang kekuatan dan kekuasaan yang dikembangkan di Indonesia disasarkan pada pemahaman tentang paham perang dan damai serta disesuaikan dengan kondisi dan konstelasi geografi Indonesia, sedangkan pemahaman tentang Negara Indonesia menganut paham Negara kepuauan , yaitu paham  yang diembangkan dari asas archipelago yang memang berbeda dengan pemahaman archipelago di Negara – Negara Barat pada umumnya. Perbedaan yang esensial dari pemahaman ini adalah bahwa menurut paham Barat, laut berperan sebagai “pemisah” pulau, sedangkan menurut paham Indonesia Laut adalah “penghubung” sehinnga wilayah Negara menjadi satu kesatuan yang utuh sebagai “Tanah air” dan disebut Negara kepulauan.

3.   Dasar Pemikiran wawasan Nasional Indonesia

Dalam menentukan  membina dan mengembangkan wawasan nasionalnya, bangsa Indonesia menggali dan mengembangkan dari kondisi nyata yang terdapat di lingkungan Indonesia sendiri.  Wawasan nasional Indonesia dibentuk dan dijiwai oleh pemahaman kekuasaan bangsa Indonesia yang berlandaskan pemikiran kewilayahan dan kehidupan bangsa Indonesia. Karena itu, pembahasan latar belakang filosofis sebagai dasar pemikiran pembinaan dan pengembangan wawasan nasional Indonesia ditinjau dari:

a.    Latar belakang pemikiran berdasarkan falsafah pancasila

b.    Latar belakang pemikiran aspek kewilayahan Nusantara

c.    Latar belakang pemikiran aspek sosial budaya bangsa Indonesia

d.    Latar belakang pemikiran aspek kesejahteraan bangsa Indonesia.

 

D. Latar Belakang Filosofis Wawasan Nusantara

1. Pemikiran Berdasarkan Falsafah Pncasila

Berdasarkan falsafah pancasila, manusia Indonesia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang mempunyai naluri, akhlak, daya piker, dan sadar akan keberadaannya yang serba  terhubung dengan sesamanya, lingkungannya, alam semesta, dan penciptanya. Kesadaran ini menumbuhkan cipta, karsa dan karya untuk mempertahankan eksistensi dan kelangsungan hidupnya dan generasi ke generasi.

2. Pemikiran Berdasarkan Aspek Kewiayahan Indonesia

Geografi adalah wilayah yang tersedia dan terbentuk secara alamiah oleh alam nyata. Kondisi obyektif geografis sebagai modal dalam pembentukan suatu Negara merupakan suatu ruang gerak hidup suatu bangsa yang didalamnya terdapat sumber kekayaan alamdan penduduk yang mempengaruhi pengambilan keputusan/kebijaksanaan politik Negara tersebut.

E. Implementasi Wawasan Nusantara dalam Kehidupan Nasional

1.    Pengantar Implementasi Wawasan Nusantara

Dalam rangka menerapkan Wawasan nusantara, kita sebaiknya terlebih dahulu mengerti dan memahami pengertian, ajaran dasar, hakikat, asas, kedudukan, fungsi serta tujuan dari wawasan nusantara.

2.    Pengertian Wawasan Nusantara

Berdasarkan teori – teori tentang wawasan , latar, belakang falsafah Pancasila, latar belakang pemikiran aspek kewilayahan, aspek sosial budaya dan aspek kesejahteraan, terbentuklah satu Wawasan Nasional Indonesia yang disebut wawasan Nusantara dengan rumusan pengertian yang sampai saat ini berkembang sebagai berikut:

a.    Pengertian Wawasan Nusantara yang merupakan wawasan nasional yang bersumber pada pancasila dan berdasarkan UUD 1945 adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungannya dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah dalam menyelenggarakan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara untuk mencapai tujuan nasional.

b.    Pengertian Wawasan Nusantara menurut Prof.DR.Wan Usman

Wawasan Nusantara adalah cara pandang bangsa Indonesia mengenai diri dan tanah airnya sebagai Negara kepulauan dengan semua aspek kehidupan yang beragam. “ Hal tersebut disampaikannya pada waktu lokakarya Wawasan Nusantara dan ketahanan Nasional di Lemhanas pada bulan januari tahun 2000.

 

F. Dasar Ajaran Wawasan Nusantara

1)    Wawasan Nusantara Sebagai  Wawasan Nasional Indonesia

Sebagai bangsa majemuk yang telah menegara,bangsa Indonesia dalam membina dan membangun atau menyelenggarakan kehidupan nasionalnya, baik pada aspek politik, ekonomi, sosbud maupun hankamnya, selalu mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah.

2)    Landasan Idiil: Pancasila

Pancasila telah diakui sebagai ideologi dan dasar Negara yang terumuskan dalam pembukaann UUD 1945. Pada hakikatnya, pancasila mencerminkan nilai keseimbangan, keserasian, keselarasan, persatuan dan kesatuan, kekeluargaan, kebersamaan dan kearifan nasional.

3)    Landasan Konstitusional: UUD 1945

UUD 1945 merupakan konstitusi dasar yang menjadi pedoman pokok dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara . Bangsa Indonesia bersepakat bahwa Indonesia adalah Negara kesatuan yang berbentuk republic dan berkedaulatan rakyat yang dilakukan sepenuhnya oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat