“Z sensei!!!!” teriak perempuan anak buah buah Z dari kapalnya. Bersama kapal-kapal dan anak buah Z lainnya, mereka telah berada di jarak yang cukup jauh dari pulau itu.

“Aah, sial…” ucap Kizaru. Ia adalah pengguna logia, jadi ledakkan semacam itu tetap tak bisa melukainya. Namun dengan ini, misi penangkapannya gagal.

Dari kejauhan, seorang lelaki yang tengah bersepeda di atas laut menyaksikan ledakan itu. “Ya ampun, apa yang angkatan laut lakukan?” ucapnya. Sejenak ia berhenti, tapi kemudian kembali mengayuh sepedanya.

Jauh dari tempat itu, di atas sebuah kapal yang mengarungi birunya lautan dan langit saat itu, Luffy dkk sedang berpesta. “Come on baby!!” Brook menyanyi, Luffy makan-makan daging, dan yang lainnya bersantai, menikmati festival bunga Sakura di atas kapal.

“Yo!! Aku adalah tengkorak yang hidup, Aw!!” Brook terus bernyanyi.

“Bagus juga ya, minum-minum sambil melihat bunga yang bermekaran.” ucap Zoro. “Bukan begitu, Chopper??”

“Ya!! Aku juga suka minum susu sambil melihat daun-daun itu!” ucap Chopper.

“Sakura… bukan!!” apa yang mirip pohon Sakura di depan Zoro ternyata adalah Franky yang memakai rambut pink. “Ini aku!! Suuuuper!!!!” Franky berpose super.

“Aw!!!” “Daging!!” “Aw!!!” mereka bersenang-senang.

Sampai tiba-tiba, asap aneh muncul. Asap itu mengalir di sekitar mereka, dan beberapa masuk ke susu Chopper. “Yakkk!! Busuk!! Baunya seperti racun!!!” teriak Chopper saat meminum susu yang sudah terkontaminasi itu. “Racun yang mematikan!!!” teriak Chopper dan pingsan.

“Oi, ada apa Chopper!!?” teriak Luffy.

“Dia terkena racun?”

“Chopper!!??”

“Dia terkena racun…

Aku jadi teringat sesuatu.” ucap Brook.

“Apa kau tahu ini apa?”

“Dengarkanlah lagu ini…

Judulnya, Racun yang Kuhirup”

“Yang kau ingat itu lagu!!?”

Asap itu juga masuk ke minuman Zoro, hingga membuat rasanya jadi aneh. “Setelah kupikir-pikir lagi, rasa sakenya jadi agak… Hmmm, atau memang selalu seperti ini ya?” Zoro bertanya-tanya.

Pada akhirnya, diketahui kalau asap itu muncul dari bagian atas kapal. Bagian kebun tempat di mana Usopp sedang berada. Ternyata, asap itu semacam racun pembunuh serangga yang Usopp semprotkan ke tanamannya.

“Merawat tumbuhan, merawat para tumbuhan…

Tumbuhlah wahai anak-anakku, lahirkanlah banyak tanaman Pop Green…

Basmi para serangga, Usopp-sama akan melindungi kalian!!”

“Usopp!!!” teriak Luffy dari bawah. “Jadi semua ini salahmu, ya!? Lihat!! Chopper jadi terkena racun!!”

“Salah sendiri karena kalian ada di sana!!” ucap Usopp. “Lagipula racunnya untuk membasmi serangga, kalau kalian mati karenanya itu berarti kalian serangga!!!”

“Yaah, kalau begitu kita bisa bersantai lagi. Bagaimanapun kita bukan serangga kan.” ucap Zoro dan kemudian minum-minum lagi. “Ooh, jadi aku baik-baik saja ya?” ucap Chopper. Ternyata dia pingsan hanya karena panik saja.

“Aah, rasanya memang sedikit berbeda, tapi lumayan enak juga.” ucap Zoro.

“Rasanya jadi sedikit pahit.” ucap Chopper, “Apa karena aku sudah menjadi dewasa ya?”

“Hei, biar aku mencobanya!!” pinta Luffy. Luffy meminum susu Chopper, dan kemudian, “Tidak enak…”

“Obat pembasmi serangga juga berdampak pada tubuh manusia.” ucap Robin.

“Aku adalah pohon Sakura… Yang perlahan mulai berguruna…” ucap Franky.

“Luffy-san, bunga Sakuranya!! Musim gugur akan segera berakhir!!” ucap Brook.

“Tunggu sedikit lagi, Sakura!!!” teriak Luffy.

“Sial, kenapa kau menumpahkan minumanku?”

“Ya ampun, mereka ribut sekali…” ucap Nami yang sedang berbaring santai sambil membaca buku. “Apa kalian tak bisa lebih tenang sedikit, hah? dasar…”

“Hei, jangan ribut kalian, sialan!!” ucap Sanji yang baru saja keluar dari dapur sambil membawa segelas jus jeruk. “Heii Nami-swaaan, ini dia jus jeruk spesialnya…” Sanji mempersembahkan jus itu pada Nami.

“Terimakasih ya, Sanji-kun.” Nami meminumnya. “Hmm, aku juga butuh sedikit cemilan.” pintanya lagi. “Baik!!! Dengan senang hati!!!” ucap Sanji.

“Hoi Sanji!” teriak Luffy.

“Aku juga mau cemilan dan daging!!”

“Kalau aku mau permen!” ucap Brook.

“Aku juga!” ucap Chopper.

“Aku mau cola!” ucap Franky.

“Oi, sakeku juga ya!” ucap Zoro.

“Aku juga mau cemilan!” ucap Usopp.

“Diam kalian sialan!” bentak Sanji. “Kalau meminta sesuatu pada seseorang, mintalah dengan sopan, bodoh!! Aku terlahir hanya untuk para gadis!!”

“Eh?” Sanji kaget setelah tiba-tiba sesuatu mirip salju berjatuhan dari langit.

Benda mirip salju itu berjatuhan dan beberapa menempel di daging Luffy. Jadi saat dia memakan dagingnya, “Tidak enak!” ucap Luffy. “Hei Usopp, racunmu lagi-lagi merusaknya!!” Luffy mengira kalau itu ulah racun serangga Usopp lagi. Tapi…

“Aku sudah tak menggunakannya lagi!” ucap Usopp.

“Apa ini???” orang-orang Topie Jerami bertanya-tanya.

“Salju!!” ucap Chopper. “Tidak, rasanya tidak sedingin salju.” ucap Zoro.

“Ada apa?” tanya Nami. Kemudian saat ia melihat benda-benda kecil yang berjatuhan, Nami sadar dan berkata kalau, “Ini… debu volkanik!”

“Debu volkanik?!” Luffy dkk kaget.

—– One Piece Film Z —–

“Debu ini menjijikan!!” ucap Chopper. Tubuhnya gatal-gatal karena debu vulkanik itu. “Debunya masuk ke bulu-bulumu, ya? Bagaimana kalau kita mandi bersama?” saran Robin.

“Mandi… Bersama?!” Sanji dan Brook kaget saat mendengar kalimat itu.

“Sebenarnya hari ini bukan hariku untuk mandi. Tapi mau bagaimana lagi, aku harus membersihkannya.” ucap Chopper.

“Aku!! Bolehkah aku mandi bersama kalian juga??” tanya Brook. “Boleh kan???” Brook memelas. “Lihat, lihat, wajahku juga menjijikan, bukan kan? Yoho.. Yohohoho…ho…”

Mendadak Brook depresi saat menyadari kalau wajahnya memang menjijikan.

“Jangan mengatakan sesuatu yang bisa menyakiti perasaanmu, bodoh!!” bentak Sanji.

“Tidak boleh.” ucap Robin singkat.

“Eeeh?” Chopper kaget dan kemudian, “Brook, kau boleh mandi bersamaku!!” ucap Chopper. “Aku mencintaimu, Chopper!!” ucap Brook.

Sementara itu, Nami masih berpikir mengenai apa yang sebenarnya terjadi. Ia bingung, ditambah dengan keadaan salah satu jarum di log posenya. Yang awalnya menunjuk dengan tenang, kini berputar secara acak.

“Hei, Nami! bagaimana pendapatmu tentang ini?” tanya Franky.

“Jarum yang menunjuk ke arah debu volkanik itu muncul mulai berputar secara acak. Gerakan yang aneh. Kelihatan seperti seorang anak yang kehilangan orang tuanya.” ucap Nami.

“Anak hilang? Maksudmu?” Franky tak mengerti.

“Maksudku, letusan gunung yang menghasilkan debu volkanik itu mungkin saja telah meledakkan seisi pulau.” jelas Nami.

“Jadi karena pulaunya hancur jarumnya berhenti menunjuk, begitu? Tapi itu mustahil kan!?” ucap Franky. “Siapa tahu, ini kan Dunia Baru!!” ucap Nami.

“Dia benar, kau sialan. Jangan terkejut begitu.” ucap Sanji yang datang lagi dari dapur.

“Segera menyingkir dari Nami. Sakura bodoh.” ucap Sanji lagi.

“Nami, ini tehnya.” Sanji emmbawakan teh.

“Terimakasih.” ucap Nami.

“Bagaimanapun, kita harus menghindari pulau yang tadi ditunjuk oleh jarumnya.” ucap Nami. “Kalau begitu, Nami… sda seseorang yang tak boleh kita beri tahu arah jarumnya.” ucap Usopp.

“Ya, kau benar.” ucap Nami. “Memilih rute yang paling aman dan menjamin keselamatan kru merupakan tugasku.”

“Hei, gerakan jarum itu kelihatannya menarik!!” Luffy secara tiba-tiba memanjangkan lehernya dan melihat ke arah log pose Nami.

“Luffy!?” Luffy dan usopp kaget. Padahal mereka sangat tidak berharap Luffy melihatnya.

“Ayo kita ke sana!” pinta Luffy.

“Sial!!! Dia melihatnya!!” ucap Usopp.

“Aku mencium bau petualangan!!” ucap Luffy.

“Tunggu, Luffy! kau tak mendengarnya ya! Menurut Nami debu-debu itu adalah…”

“Hooi semuanya!!!” Luffy tak peduli dan memberitahukannya pada yang lain, “Tujuan kita sudah diputuskan!! Bersiaplah!!!” teriaknya.

“Luffy!!! Usopp masih berusaha untuk menghentikannya. Tapi kemudian, Nami menggelengkan kepala dan menghentikan Usopp.

“Tapi kan ini… Kalau gerakan jarumnya gila begitu, bagaimana bisa tahu lokasi pulaunya?” ucap Usopp. “Tenanglah.” ucap Nami. “Aku adalah navigator. Kalau sudah diputuskan, aku bisa membawa kalian kemanapun.”

“Luffy, teruslah mengawasi!!” perintah Nami.

“Serahkan padaku!!” Luffy berlari dan duduk mengawasi di ujung Sunny.

“Hei, apa kau yakin memilihnya seperti ini? Di Dunia Baru, salah memilih jalan bisa membahayakan nyawa kita.” ucap Usopp lagi.

Nami tak peduli, “Franky… belok 20 derajat ke kiri!!” perintah Nami.

“Belok 20 derajat ke kiri!!” ucap Franky.

“Hei, apa kau mendengarku??”

“Kita tak tahu apa yang akan terjadi, jadi kalian semua bersiap-siaplah!!” ucap Nami.

“Kita tak bisa melakukan apapun. Bagaimanapun dialah kaptennya.” ucapnya lagi.

“Tapi kita tak mau kan berurusan dengan gunung berapi… atau apapun itu yang membahayakan nyawa kita…” ucap Nami lagi. Dan kemudian secara tiba-tiba…

“Eeh?” Luffy melihat sesuatu yang mengambang menuju ke arah mereka. Serpihan kayu, yang di atasnya terbaring seseorang yang tak lain adalah Z.

Bersambung…